TANA PASER – Pada APBD 2012 Pemkab Paser tak
mengalokasikan dana anggaran langsung untuk biaya kegiatan yang digalang
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Paser seperti tahun-tahun
sebelumnya. Kondisi ini sangat disayangkan, mengingat pembinaan dan
kegiatan olahraga berada dalam naungan 30 Pengurus Cabang (Pengcab) yang
berada di bawah payung lembaga olahraga tersebut.
Bukan itu saja, mandeknya kucuran bantuan Pemkab inimembuat bonus
beberapa atlet yang berprestasi di ajang Porprov Bontang beberapa tahun
lalu masih terkatung-katung. “Masih belum cair sisa bonus Porprov yang
dijanjikan dulu,” beber salah satu atlet yang enggan dipublikasikan
namanya.
Ditanya mengapa, sumber tadi tak tahu banyak penyebab bonus tak bisa
dibayarkan secara penuh. “Yang saya dengar KONI tak punya dana lagi,”
beber sumber tadi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua KONI Paser H. Anang Masuwah
membenarkan bahwa persoalan bonus Porprov Bontang masih belum tuntas.
Dikatakan pria ramah itu, penyebab tak terbayarnya bonus atlet wakil
dalam Porprov tak lain karena devisit anggaran KONI Paser 2011. “Tahun
lalu kami dapat Rp 1 miliar. Dan itu habis untuk kegiatan dan belanja
rutin KONI. Dan juga pembayaran sebagian bonus,” beber Anang saat
berbincang dengan Kaltim Post belum lama ini.
Direncanakannya, sisa bonus yang belum terbayar akan dialokasikan dari
anggaran yang diterima KONI pada tahun ini. Tapi, rencana tersebut
meleset saat anggaran yang diajukan KONI tidak terakomodir di APBD
murni.
“Anggaran yang kami ajukan masuk dalam mata anggaran Dinas Kebudayaan,
Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora). Namun, yang terlihat
hanya anggaran kegiatan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) saja.,
Sedangkan untuk pembinaan Pengcab dan operasional tidak teraokomdasi,”
terangnya.
Disinggung soal adanya isu karena tak memiliki anggaran gaji staf
honorer KONI nunggak selama beberapa bulan, Anang tidak menampik tentang
isu tersebut. “Memang benar, staf kami belum gajian. Dengan kondisi
seperti ini, nampaknya kita terpaksa tidak dapat melakukan pembinaan
terhadap pengcab-pengcab di bawah naungan KONI. Jadi ya kita berjalan
dengan apa adanya seperti sekarang ini. Kita berharap anggaran yang kita
usulkan bisa terakomodasi pada APBD-P yang akan datang,”ujar Anang. Ia
berencana akan bertemu Bupati Paser untuk menjernihkan masalah ini.
Sementara itu, Pemkab Paser memang memiliki dasar tak mengalokasikan
dana langsung ke KONI sebagai dana hibah, karena bersifat rutin. Hal ini
berdasar Permendagri No. 21/2012 tentang pelarangan pengalokasian dana
hibah kepada lembaga di luar SKPD.
Ditanya soal ini, Anang mengaku belum mempelajari detail dasar Pemkab
yang ingin “menitipkan” dana KONI melalui SPKP sesuai surat edaran DPPKD
No. 200/04/DPPKAD/ 2012 terkait pengalihan anggaran kegiatan KONI di
salah satu SKPD.
Dikonformasi terpisah, anggota Komisi I DPRD Paser yang juga anggota
Badan Anggaran (Banggar) HM. Aksa Arsyad mengakui kalau anggaran KONI
Paser tidak terakomodasi di APBD murni 2012. Dewan menilai kebijakan ini
karena sampai saat ini KONI Paser belum menyerahkan laporan pertanggung
jawaban (LPj) penggunaan anggaran tahun 2011 lalu.
“Hingga pembahasan anggaran APBD 2012 tahun lalu, KONI belum
menyerahkan LPj penggunaan anggaran tahun sebelumnya. Jadi kita hanya
menganggarkan kegiatan Porkab pada Disbudparpora,” kata Aksa. Aksa
menambahkan, pihaknya telah menyarakan kepada KONI untuk segera
menyampaikan LPj nya sebelum pembahasan APBD-Perubahan 2012. Karena
tanpa adanya LPj kemungkinan besar KONI tidak akan mendapat jatah dari
Pemkab.
“Kita berharap pengurus KONI dapat segera menyampaikan LPj nya. Karena
jika tidak, akan berdampak serius bagi perkembangan pembinaan dunia olah
raga di Paser. Terutama pada Pengcab-pengcab yang ada,” pungkas Aksa. (nan/lhl)