Jumat, 26 April 2013

REUNI AKBAR BINA ISLAM

Rencana Reuni Akbar Alumni Bina Islam sudah lama digagas sejak lima tahun lalu, namun pelaksanaannya dilaksanakan secara sederhana. Para alumni menginginkan reuni akbar yang menghadirkan seluruh alumni Bina Islam baik yang pesantren saja, MI, MTs dan MA Bina Islam termasuk para santri ramadhan yang telah diadakan setiap tahun. Pondok Pesantren Bina Islam berdiri sejak tanggal 1 Oktober 1977 yang dipimpin seorang pendiri pesantren pertama di Kabupaten Paser yaitu KH. Abdul Fattah Madjidy yang disebut sebagai Pendahulu, yang selanjutnya diteruskan oleh anak beliau yaitu H. Bahrudin AF yang disekenal dengan sebutan sebagai penerus. Baik pendahulu dan penerus sudah dipanggil kehadirat Allah SWT dan saat ini diteruskan oleh Drs. H. Azhar Bahruddin, Map yang dikenal dengan penerus dua. Dengan reuni akbar ini diharapkan para alumni turut berkontribusi memajukan Bina Islam kedepan, sehingga reuni ini selain memilih pengurus Ikatan Alumni Bina Islam yang disingkat IKABI, pertemuan ini sebagai ajang memberikan pendapat, saran msukan bahkan mungkin bantuan baik materi, saran pendapat untuk bagaimana Bina Islam kedepan, mengingat dua pemimpinnya sudah dipanggil oleh Allah SWT semoga dirahmati Allah. Reuni akbar ini direncanakan akan berlangsung pada tanggal 3 - 5 November 2013 dan puncaknya pada tanggal 5 November 2013 yang bertepatan awal bulan Muharrom. Maka diumumkan kepada seluruh alumni Bina Islam dari berbagai tingkatan untuk dapat hadir sekaligus mohon disebarluaskan. Untuk informasi dapat dilihat melalui FACEBOOK BINA ISLAM. Ditambahkan oleh santri Bina Islam Sardani, kita sudah menyebarkan kaseluruh Indonesia dimana saja berada bahkan sampai keluar negeri seperti di Mesir. Diperkirakan alumni Bina Islam mencapai 3.000 lebih, kita berharap pertemuan ini dapat berjalan sesuai rencana.

Rabu, 20 Februari 2013

PERAMPOKAN

TANA PASER – Nasib apes dialami Ajansyah (48), kepala Desa Modang, Kecamatan Kuaro, Paser. Pria yang juga pengusaha kebun kelapa sawit itu harus merugi ratusan juta rupiah setelah menjadi korban aksi pencurian spesialis pecah kaca mobil di Jl. RM Noto Sunardi, tak lama setelah mengambil uang di BRI KCP Tanah Grogot, Jumat (15/2). Uang sejumlah Rp 180 juta yang ditaruh di jok kiri mobilnya, raib digasak rampok tak lama saat ia turun dari mobil dinasnya, sekira pukul 11.00 Wita. Dikatakannya, ia turun dari mobil saat akan menemui temannya di depan Balai Pengobatan Muhammadiyah Tanah Grogot. “Kejadiannya cepat, tak lebih dari 3 menit. Baru saya tinggal duduk menunggu teman. Pas saya mau ambil handphone, kaca sebelah kanan sudah pecah,” kata Ajansyah di tempat kejadian perkara (TKP) pada Kaltim Post. Diperkirakan, Ajansyah yang juga Ketua Koperasi Perkebunan Sawit Harapan Baru itu sudah menjadi incaran pencuri sejak keluar dari BRI di Jl. Jenderal Sudirman. Saat itu, ia hanya sendiri dan menenteng tas kulit yang berisi uang. “Uangnya baru masuk (rekening) kemarin. Rencananya buat bayar sawit,” ucap dia. Dituturkan, setelah keluar dari BRI sekitar pukul 09.15 Wita, ia menuju bank Mandiri di Jalan Gajah Mada untuk cek saldo lain . Kemudian ia mengubungi temannya yang saat itu masih berada di rumah sakit dan menunggu di depan BP Muhammadiyah. Saat itulah perampok spesialis pemecah kaca mobil melakukan aksinya. Polisi yang mendapat laporan langsung datang untuk melakukan olah TKP. Beberapa petugas melakukan penyidikan dengan mengambil bekas sidik jari yang tertinggal di beberapa bagian mobil untuk menguak identitas pelakunya. “Kita masih mengumpulkan keterangan dari saksi. Dan masih melakukan penyidikan,” kata salah satu petugas. Dari informasi yang didapat harian ini, pelaku melarikan diri ke wilayah Pasir Belengkong dengan menggunakan sepeda motor. (nan/ind/k5) Itulah sisi negatif mobil dinas desa berwarna ungu dan ditulis nama desanya, pertimbangannya adalah ; 1. karena terlampir nama masing-masing tidak menutup kemungkinan menjadi incaran para perampok, khususnya desa yang terisolir. 2. karena bila mencairkan uang paling sedikit seratus juta Rupiah bahkan hingga 300 juta rupih. 3. sepertinya dari dinas ensyin