Senin, 07 Mei 2012

JALAN RUSAK

Jalan rusak tak kunjung usai bahkan tambah parah di Paser, namun yang membuat cemburu kabupaten baru PPU hasil pemekaran kabupaten Paser tidak separah kabupaten induk. melihat kondisi ini kadang hati berkata sebenarnya ini salah siapa sih. Ada pihak yang menyalahkan karena angkutan truk perngangkut kelapa sawit yang melebihi tonasi, sehingga bisa dikatakan petanilah yang menjadi sasaran. tetapi kalo itu penyebabnya mengapa tidak dicari solusi bagaimana caranya kuwalitas jalannya ditingkatkan. Spekulasi opini pun muncul, seperti "itu sengaja pengerjaannya tidak berkuwalitas agar anggaran dialokasikan terus sehingga proyeknya ada terus. Opini pun tidak bisa dipungkiri dan di tampik karena kemungkinan besar itu terjadi. Terus apa yang kita lakukan. Teriak-teriak agar segera diperbaiki kayaknya percuma dan akhirnya muncullah pohon pisang ditengah jalan yang rusak tersebut. Ternyata tidak lama kemudian tanda-tanda perbaikan pun mulai kelihatan. Ternyata pemerintah kita lebih taat kepada pohon pisang dari pada pembicaraan secara langsung. Apa ia kita tanam pohon pisang disepanjang jalan yang rusak. Kayaknya ironis deh, tapi apa boleh buat jika itu lebih ampuh. Sering saya katakan dimana-mana termasuk kepada Mahasiswa STIPER Muhammadiyah saat menyampaikan materi kuliah bahwa ketika kita jalan ternya gelombang didarat itu lebih besar dari pada gelombang dilaut ketika kita menyebrang naik feri dari Balikpapan ke Penajam. Cape deh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar